Suatu hari aku dan temanku melakukan perjalanan ke UIN. Diperempatan jalan terutama yang ada lampu bangjo nya banyak sekali kami dapati iklan-iklan yang menggunakan kertas HVS sebagai medianya. Di iklan-iklan yang sederhana itu juga hanya berisi tulisan sederhana, hanya memberikan jasa yang diberikan dan no. Hape yang bisa dihubungi. Dariiklan kuras wc, ledeng, sampai iklan-iklan yang sepertinya berbau aneh seperti iklan besar panjangkan seketika, telat haid, dll.
Karena aku penasaran dengan salah satu iklan tesebut, akhirnya aku mencoba iseng untuk sms ke salah satu nomer hape yang tertera disana.
“Mas, aku udah telat tiga bulan. Itu obatnya belinya dimana ya?”
“Wah maaf mbak, kita janjian aja ketemu dimana?”
“Harganya?”
“Nanti harganya waktu kita ketemuan aja”
“Ya udah g jadi mas, nanti pacar saya saja yang tanggung jawab, aku juga kasihan dengan perutku”
Aku berpura-pura sebagai seorang perempuan yang sedang telat haid selama tiga bulan. Respon yang diberikan oleh penyedia iklan tersebut sangat antusias. Bahkan setelah aku mengakhiri smsku itu dia masih menghubungi nomerku. Karena aku hanya iseng saja ya telpon itu g tak angkat. Apakah karena mereka terbiasa dengan hal seperti itu ya?